Bos Arsenal Kabur Tinggalkan Sesi Wawancara

omkuat.com – Manajer Arsenal Mikel Arteta meninggalkan arena wawancara bersama emosi tinggi setelah mendapat serangan pertanyaan mengenai kesempatan timnya didalam perburuan gelar Liga Premier 2024/2025, menyusul hasil imbang 1-1 melawan Manchester United, Minggu (9/3/2025) malam WIB.
Pelatih asal Spanyol itu memandang pasukannya kehilangan dua poin mutlak di Old Trafford, di mana Declan Rice mencetak gol penyama kedudukan di babak ke-2 setelah Bruno Fernandes lebih pernah terhubung skor melalui tendangan bebas yang menembus pertahanan Arsenal.
Setelah gagal menggapai kemenangan didalam tiga pertandingan paling akhir Liga Premier, Arsenal kini tertinggal 15 poin berasal dari Liverpool yang berada di puncak klasemen, biarpun mereka tetap miliki satu laga tunda.
Namun, untuk bisa ulang ke jalan juara, The Gunners kudu menghendaki Liverpool terpeleset setidaknya empat kali didalam sembilan laga tersisa, sembari tampil prima hingga akhir musim. Mengingat minimnya pilihan di lini serang skuad, skenario ini menjadi susah terwujud.
Beberapa pekan lalu, Arteta bersama tegas memperlihatkan bahwa ia tidak akan menyerah didalam perburuan gelar, bahkan kalau kudu bertarung hingga titik darah penghabisan. Namun, setelah hasil imbang di Old Trafford, ia terlihat enggan membicarakan keadaan susah yang dihadapi timnya.
Saat ditanya oleh Sky Sports News apakah kurangnya rekrutan di lini depan jadi penyebab menurunnya performa Arsenal, Arteta hanya menjawab singkat, “Tidak, bukan itu masalahnya,” sebelum akan mencoba meninggalkan sesi wawancara.
Ketika sesi wawancara memasuki akhir, reporter Patrick Davison mencoba mengimbuhkan satu serangan paling akhir bersama pertanyaan mengenai selisih 15 poin. Namun, sebelum akan ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Arteta segera lakukan gerakan menghindar. Mantan gelandang The Gunners itu terlihat mengucapkan, “tidak, menerima kasih,” sebelum akan bergegas meninggalkan lokasi.
Mikel Arteta Menahan Diri
Seperti pelatih yang enggan membicarakan kesempatan timnya selagi tertinggal jauh di klasemen, Arteta menampik mengimbuhkan pernyataan tegas mengenai akhir kompetisi. “Saya tidak mengidamkan menyatakan itu,” ujarnya.
Baginya, kekecewaan terbesar selagi ini adalah timnya gagal mengamankan kemenangan di pertandingan terakhir. Ia menegaskan bahwa Arsenal kudu memenangkan setiap laga kalau mengidamkan tetap didalam perburuan gelar, dan selagi ini bukan momen yang tepat untuk mengayalkan skenario akhir musim.
Kini, Arsenal kudu mengalihkan fokus ke leg ke-2 babak 16 besar Liga Champions melawan PSV Eindhoven. Dengan keistimewaan agregat 7-1, mereka nyaris tentu melaju ke perempat final. Pertandingan ini bisa jadi kesempatan bagi The Gunners untuk ulang mendapatkan ritme permainan dan bangkit sembari mengistirahatkan pemain kunci sebelum akan ulang bertarung di ajang domestik.
Arsenal Kehilangan Ritme, Liverpool Melaju Tanpa Lawan
Dalam perlombaan maraton menuju garis akhir Liga Premier, Arteta barangkali tidak akan pernah secara terbuka mengangkat bendera putih hingga hitungan matematis mengeliminasi anak asuhnya. Namun, di balik layar, ia tentu tahu bahwa trofi juara menjadi meluncur ke arah Anfield. Arsenal terlihat layaknya pelari yang kehilangan ritme, selagi Liverpool konsisten memelihara kecepatan bersama cara stabil menuju kemenangan.
Arsenal kesulitan mencetak gol, selagi Liverpool tampil layaknya petinju tak terkalahkan yang jarang terpukul. The Reds hanya sekali kalah musim ini, tetapi Arsenal sering tersandung. Cedera pemain kunci sebetulnya menahan The Gunners, tetapi buruknya telaten bersama lima kartu merah yang diderita juga jadi memperburuk keadaan mereka.
Kecuali Liverpool tiba-tiba kehilangan para pemain intinya, layaknya Mohamed Salah, Ryan Gravenberch, Virgil van Dijk, dan Alisson Becker akibat cedera yang memaksa mereka keluar berasal dari arena, tim asuhan Arne Slot akan melaju layaknya pelari yang tak terkejar menuju podium juara.